Kediri, SETWAN – Terjadinya bencana banjir dan tanah longsor dan berpengaruh pada hasil pertanian menjadi perhatian serius Komisi B DPRD Kabupaten Kediri. Akibat banjir ini pula berakibat ratusan hektar sawah di Kabupaten Kediri terendam banjir dan petani gagal panen.
Sudarmika Ketua Komisi V DPRD Kabupaten Kediri mengatakan, sudah sepatutnya pembenaha saluran irigasi dan normalisasi sungai dilakukan dinas terkait Pemkab Kediri. Karena dampak luberan air ke sawah khususnya padi saat masa panen berdampak serius secara ekonomi petani Kabupaten Kediri.
Pria bertubuh jangkung ini menambahkan,normalisasi sungai dan perbaikan irigasi sangat penting dilakukan. Karena luapan air dari pendangkalan sungai penyumbang terbesar petani gagal panen. Seyogyanya perlu adanya evaluasi terhadap kondisi wilayah yang rawan terhadap luapan air.
“Seperti yang terlihat di Desa Putih Kecamatan Gampengrejo ataupun di Desa Balerejo Kecamatan Papar. Hampir setiap musim penghujan luapan air sungai selalu merendam puluhan hektar sawah. Sudah jelas akibatnya padi yang mulai ditanam,mulai tumbuh bulir padinya ataupun yang masa panen berdampak gagal panen,” ujarnya.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) menambahkan,dari seringnya terjadi bencana luapan air ataupun tanggul jebol sangat perlu diperhatikan. Mengingat petani akan merugi dan tak berimbang lagi antara biaya produksi awal dengan kerugian akibat sawahnya terendam banjir.
Sementara Hari Wahyu Djatmiko Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri menjelaskan, pihaknya sejauh ini secara intens melakukan pendataan kerugian lahan akibat banjir ini. Tentu berkoordinasi dengan Dinas Pertanian terkait dengan lahan sawah yang terdampak banjir.
“Sejauh ini kami lakukan pendataan mendalam terkait dengan bencana banjir di Kabupaten Kediri. Demikian juga terkait kerugian masih kami lakukan pendataan,” jelasnya.(tim)