SETWAN – Sekalipun terjadinya korban akibat pil Paracetamol Caffein Carisoprodol (PCC) di Kendari Sulawesi Utara (Sultra) dan tidak terjadi di Kabupaten Kediri. Namun hal ini menjadi perhatian serius kalangan DPRD Kabupaten Kediri. Pihak dewan sangat berharap orang tua dan kalangan guru untuk waspada terhadap perilaku anak didiknya.
Pil jenis ini oleh pengedar biasanya yang disasar adalah murid dan mahasiswa di usia produktif. Lantaran usia mereka diantara 9 hingga 25 tahun. Jika dikunsumsi berlebih,akan berakibat lepas kontrol bagi korbanya dan berperilaku layakya Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Hingga perlu penanganan khusus dalam waktu yang cukup lama dan perawatan di rumah sakit kusus.
H.Mundhofir Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Kediri meminta kepada orang tua untuk memantau anak-anaknya terkait perilaku dan ruang gaulnya. Perlu juga diwaspadai dan kontrol tas sekali waktu untuk mengetahui dalam tas yang ada. Demikian juga kepada guru juga perlu memantau makanan yang dikunsumsi guru yang dibeli di luar pagar sekolah.
“Ini sangat perlu kita waspadai dan kita berharap pada orang tua, guru, Disdikpora perlu waspada terhadap ruang gaul anak didiknya. Untuk Dinas Kesehatan saya kira perlu lakukan pantauan adanya penjualan pil. Mengingat di Kendari pembeli pil PCC didapatnya dari apotek,” jelasnya.
Politisi Senior Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)Ini perlu kita cegah bersama untuk antisipasi peredaran obat illegal di Kabupaten Kediri. Karena selama ini pihak kepolisian sudah sering mengamankan pengedar dan Bandar pil haram di Kabupaten Kediri. Saat ini keselamatan anak didik dan kalangan muda di Kabupaten Kediri harus diutamakan.
“Sudah banyak yang jadi korban, tentunya kita harapkan tidak ada lagi pelajar yang jadi korban incaran pengedar pil. Kita harapkan kedepannya hal ini perlu kita sikapi serius agar kalangan muda Kabupaten Kediri tidak terpengaruh obat-obatan terlarang,” katanya. (tim)
