Setwan – Setelah mengamati pengelolaan Dana Desa yang rawan bocor karena SDM perangkat desa yang belum mumpuni. Kali ini komisi A DPRD Kabupaten Kediri meminta desa-desa di Kabupaten Kediri memaksimalkan Pendapatan Asli Desa (PAD). Dengan maksud tetap memiliki anggaran selain kucuran ADD dari pemerintah.
Di setiap desa di Kabupaten Kediri memiliki potensi untuk pengembangan sarana dan prasarana desa. Seperti desa wisata, desa produktif UMKM ataupun desa produktif sentra buah. Tentunya jika dimaksimalkan promosinya akan mendatangkan pendapatan desa dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat.
Edi Suprapto Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Kediri menjelaskan, Dana Desa yang selama ini peruntukkanya untuk pembangunan di pedesaan dan kepentingan masyarakat, bisa difungsikan untuk pembangunan sarana yang mendukung penambahan pendapatan murni desa.
“Berawal dari dana desa ini pula bisa saja untuk difungsikan sarana pembangunan pendukung pengembangan obyek terpenting di desa. Kalaupun ada dukungan dana dari sektor lainya bisa difungsikan lebih jelas arahnya. Agar tidak terjadi kekeliruan dalam pengelolaan anggaran perlu koordinasi dan laporan jelas antara perangkat desa,” jelasnya.
Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Kabupaten Kediri ini banyak berharap kepada perangkat desa dan kepala desa tetap bisa mengelola pendapatan asli desa ini dengan benar. Artinya tidak sekadar menggantungkan pada ADD yang nilainya cukup besar namun sudah memiliki dana cadangan sendiri untuk mengembangkan desa.
“Seperti di Desa Toyoresmi ada pengembangan labu madu dan sentra UMKM tentunya hal ini banyak menarik wisatawan, beberapa desa di Ngancar pontensi wisata Kelud,buah,bunga anggrek menjadi andalan wisata yang menjanjikan. Adalagi desa Jambu juga potensi jadi desa Agribis dan wisatawan manca banyak berkunjung ke desa tersebut,” imbuhnya. (tim)