SETWAN – Capaian hasil pertanian di Kabupaten Kediri sebagai lumbung padi di Jawa Timur mendapatkan perhatian dari kalangan DPRD Kabupaten Kediri. Namun masih belum difungsikan bantuan alat mesin pertanian (alisntan) dari pemerintah seperti alat bercocok tanam dalam jumlah banyak menjadi sorotan Komisi B DPRD Kabupaten Kediri.
Alat bercocok tanam dari mesin sebagian besar belum difungsikan di beberapa desa di wilayah Kabupaten Kediri. Karena tidak ada tenaga yang terlatih. Petani lebih suka menggunakan tenaga manusia untuk bercocok tanam. Akibatnya alat tersebut mengganggur dan kerugian jutaan rupiah.
Sudarmika Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Kediri mengatakan harusnya alat bercocok tanam bisa difungsikan dengan baik sebagai upaya percepatan dalam olah hasil tani. Mengingkat sejauh ini wilayah pertanian di Kabupaten kediri cukup luas dan perlu penggarapan produk pertanian yang lebih berkualitas.
“Harusnya bisa difungsikan dengan baik namun nyatanya banyak yang masih mengganggur. Hal ini merupakan temuan kami saat melakukan kunjungan ke beberapa desa. Kami melihat alat cocok tanam dengan mesin ini belum berfugnsi dengan baik.Petani lebih suka memperkerjakan orang dengan maksud tidak terjadi pengganggura,” katanya
Politisi Partai Amanah Nasional (PAN) Kabupaten Kediri meminta kepada Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) untuk memberikan pelatihan lebih dalam lagi. Karena alat tersebut berfungsi dengan baik jika sesuai peruntukkanya tanpa takut adanya pengangguran baru dengan adanya alat tersebut.
“Terpenting bagaimana koordinasinya di lapangan. Kabupaten Kediri lahan persawahan cukup luas dengan hasil pertanian diandalkan. Adanya alat bercocok tanam dengan mesin ini bisa mempercepat kinerja petani dalam kerja bukan menghambat. Hanya karena belum terampil dan tidak biasa hingga alat tersebut tidak difungsikan,” imbuhnya. (tim)