SETWAN – Adanya empat korban tewas dan empat luka berat peristiwa longsornya tebing Gunung Payung di petak 148 Perhutani perbatasan antara Desa/Kecamatan Puncu dan Dusun Sumberglatik Desa Sepawon Kecamatan Plosoklaten menjadi perhatian serius kalangan DPRD Kabupaten Kediri.
Mengingat cuaca yang ektrem hendaknya untuk sementara lokasi longsor ditutup. Faktornya cuaca ektreem yang sering berubah cepat di lokasi terjadinya tewasnya empat korban. Kali Ngobo sejauh ini masih satu jalur aliran lahar Gunung Kelud. Jika terjadi lahar hujan bisa dipastikan jalur ini teraliri air bercampur pasir mengalir deras.
Edi Suprapto Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Kediri berharap kepada Pemkab Kediri untuk sementara ditutup untuk penambangan. Mengingat kondisi rawan bencana dan terjadinya longsor susulan hingga jatuh korban jiwa lagi. Jika hal tersebut perbatasan di wilayah Kabupaten Kediri dan Malang tentunya koordinasi mutlak diperlukan.
“Kami sarankan untuk sementara lokasi tersebut ditutup. Memang penambangan secara manual karena kualitas pasir akibat letusan gunung kelud bagus. Namun yang perlu diingat adalah nyawa keselamatan seseorang saat melihat kondisi lokasi yang rawan longsor dan banjir lahar hujan,” katanya.
Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini meminta penambang pasir tidak gegabah melakukan aktivitas penambangan. Meskipun secara manual dan pasir di Kali Ngobo tidak akan habis selama lima tahun meski dikeruk setiap hari oleh puluhan truk. Keselamatan diri akan lebih berharga dalam mengantisipasi bencana tanah longsor.
Seperti yang sudah diberitakan, Jum’at (16/2) pukul 05.15 terjadi longsoran tebing setinggi 100 meter dari Gunung Payung di petak 148 Desa/Kecamatan Puncu dan perbatasan dengan Dusun Sumberglatik Desa Sepawon Plosoklaten. Dua lokasi ini perbatasan diantara Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang.
Akibatnya empat orang meninggal diantaranya Andik Setiawan (35) sopir warga Dusun Plosorejo Desa Sumberagung Plosoklaten, Ponco Suseno (30) kuli pasir warga Dusun Karangnongko Desa Sumberagung Plosoklaten, Sugianto (33) kuli pasir warga Dusun Badek Desa Sepawon Plosoklaten dan terakhir Sunardi (40) warga Sepawon Plosoklaten. Keempat korban ini di bawa ke rumah duka dan langsung di makamkan.
Empat orang terluka adalah Muryanto (34) kuli pasir warga Dusun Sumberurip Kecamatan Ngancar dan mengalami luka di kepala dan kaki. Ihsan Safii sopir listrikan Dusun Karangnongko Desa Sumberagung Plosoklaten. Sulis (24), Samsul (24) keduanya kuli pasir warga Desa Sumberagung Kecamatan Plosoklaten mengalami luka berat. Keempatnya dirawat di RS HVA Tulungrejo Pare (tim)