Setwan – Kalangan DPRD Kabupaten Kediri memprihatinkan adanya rutinitas konvoi lulusan SMA di Kabupaten Kediri. Sudah pasti hal ini merepotkan pengguna jalan yang melintas di jalan dan konvoi yang mereka lakukan tidak ada gunanya karena tanggungjawabnya tidak sekadar hura-hura tapi masih panjang untuk pendidikan.
Setelah lulusan SMA nantinya disusul dengan lulusan SMP dan seperti mengikuti pendahulunya. Tentunya peran guru dan orang tua harus terdepan dalam hal ini dan mengajak anak didiknya yang lulus tidak hura-hura dalam merayakan kelulusan. Tidak corat coret di baju dan ugal-ugalan di jalan.
H.Mundhofir Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Kediri meminta kepada guru untuk memberikan pengertian anak didiknya usai pengumuman kelulusan dilakukan. Pengumuman lulus tentunya disampaikan sekolah melalui per surat ke rumah masing peserta UNBK. Dengan maksud tidak ada konvoi usai lulusan.
“Namun biasanya yang terjadi adalah konvoi tanpa sepengetahuan guru. Karenanya perlu diantisipasi dengan serius agar kondisi jalan raya di Kabupaten Kediri tidak terganggu akibat konvoi lulusan SMP ini. Konvoi juga mengurangi adanya korban jatuh saat berkendara motor. Karena sebelum UNBK satu korban tewas akibat balap liar,” jelasnya.
Politisi senior Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Kediri meminta kepada polisi juga bisa bertindak lebih tegas dengan melakukan tilang. Karena mereka biasanya tidak memakai helm dan belum memiliki SIM dan usia masih dibawah umur. Polisi perlu bertindak tegas jika mereka sudah keterlaluan di jalan raya.
“Antisipasi awal sangat penting untuk mengurangi insiden di jalan. Hendaknya guru juga bisa menyarankan pada muridnya agar lebih baik melakukan sujud syukur daripada hura-hura dijalan raya. Bisa jadi baju mereka diberikan kepada yang lebih bermanfaat katimbang dipakai corat-coret,” jelasnya.(tim)