SETWAN – Akhir dari Pekan Budaya dan Pariwisata,Pameran UMKM dan Festival Panji Internasional 2018 ditutup Sabtu (14/7) siang oleh Wakil Bupati Kediri. Puncak acara akan disuguhkan dengan tampilnya 3000 seniman barong nusantara. 2600 seniman barong dewasa dan 400 seniman tari barong SD,SMP dan SMA se Kabupaten Kediri mendapatkan apresiasi dari kalangan DPRD Kabupaten Kediri.
H.Mundhofir Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Kediri menjelaskan dari segi pendidikan peristiwa budaya barong perlu ditindak lanjuti dengan pelestarian sepanjang massa utamanya kalangan pendidikan. Terlebih dengan dilibatkannya murid SD,SMP dan SMA di Kabupaten Kediri.
Peristiwa budaya Pekan Budaya dan Pariwisata Kabupaten Kediri harus dimaknai mendalam dan dihayati oleh pelaku budaya utamanya kalangan muda Kabupaten Kediri. Tari barong,greget jaranan alit dan topeng Panji bagi pelajar adalah bagian pendidikan seni dan perlu disampaikan secara berkelanjutan.
“Hendaknya perlu ada evaluasi setiap usai pagelaran kolosal ini hingga setiap tahunya selalu lebih baik. Partisipasi pelajar dan seniman barong dari berbagai daerah di Indonesia sangat perlu diapresiasi. Hal ini merupakan wujud kebersamaan dalam mengembangkan dan melestarikan kebudayaan tradisional agar tidak sampai punah di Indonesia umumnya dan Kabupaten Kediri pada kususnya,” katanya.
Sementara Adi Suwignyo Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri menjelaskan, seniman barong datang dari berbagai wilayah Kabupaten Kediri dan daerah lain di Jawa Timur seperti Blitar, Tulungagung,Malang,Trenggalek,Ponorogo, Pacitan. Dari Jawa Tengah datang seniman barong Boyolali,Solo,Banyumas dan Semarang.
Dari luar jawa datang dari Kalimantan Timur, Bontang Balikpapan,Samarinda dan Kutai Karta Negara.Tamu budaya ini merupakan bentuk barong nusantara dan mereka ingin ada pentas barong masal seperti di Kabupaten Kediri.
“Tari barong masal ini banyak datang tamu budaya dari luar daerah Kabupaten Kediri dan beberapa daerah Jawa Timur,Jawa Tengah dan luar jawa.Semangat berkesenian untuk mempertahankan seni barong ini perlu diapresiasi. Seniman seniman barong dan jaranan ini terdiri dari seniman cilik,remaja dan dewasa,” katanya.
Wignyo menambahkan selama ini mereka memiliki semangat untuk membangun dan melestarikan seni tradisi barongan secara total. Kita apresiasi semangat mereka dari daerah luar Kabupaten Kediri yang datang untuk ikut menari masal 3000 barong.
Hari Pratondo koordinator paguyuban seni jaranan (Pasjar) Kabupaten Kediri menjelaskan, pentas seni barong masal ini sudah ke empat kalinya digelar dan mendapatkan apresiasi dari Pemkab Kediri dan masyarakat Kediri. Terlebih adanya tamu budaya seniman barong dari luar daerah menambah semangat untuk melestarikan seni barong di Bumi Panji ini.
“Pertunjukkan seni barong masal ini perlu terus dilestarikan dan kami bangga dengan kemunculan seniman barong yang berpartisipasid dalam pentas barong massal ini.Sebagian besar seniman barong yang gladi bersih hari ini adalah anak-anak muda yang memiliki kepedulian pada seni tradisi yang perlu tetap lestari,” katanya.
Di pentas barong massal ini terdapat enam pembarong wanita dan salah satunya adalah Claudia Marina (22) karyawan swasta dari Pare mengaku bangga ikut dalam pentas massal 3000 barong di SLG.Baginya sudah kedua kalinya ikut mbarong bersama ribuan seniman barong nusantara.
“Sebelumnya memang bergabung di kelompok Turonggo Seto Pare.Namun megang barong seberat 4,5 kilogram ini memang perlu hati-hati dalam memegang barong agar tidak jatuh dan tetap imbang dengan saat menari,” jelasnya.
Agus Dalang anggota polisi dan salah satu seniman jaranan kawakan Kabupaten menjelaskan, kreasi tari barong tetap akan tumbuh di Kabupaten Kediri karena ada 200 grup jaranan yang ada di Kabupaten Kediri. “Kita tetap optimis anak muda Kabupaten Kediri akan tetap setia pada seni tradisi jaranan dan barongan ini,”ujarnya. (tim)