SETWAN – Proses tanam padi konversi-organik yang dilakukan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri disikapi serius komisi B DPRD Kabupaten Kediri. Hal ini bisa dilakukan jika akan meringankan beban petani terkait mahalnya harga pupuk di pasaran. Dengan pupuk organik nyatanya untuk bisa dipakai pupuk di padi konversi.
Sekalipun uji coba baru 55 hektar di Kabupaten Kediri namun sudah bisa terlihat hasilnya. Adapun wilayah terbagi jadi tiga lokasi, diwilayah barat sungai di Semen dan sekitarnya, di wilayah Utara terbagi di beberapa wilayah Kecamatan Purwoasri dan di Timur sungai terbagi di wilayah Kecamatan Kepung.
Jika sebelumnya hanya 30 hektar dan bisa meningkat, tentu hal ini bisa menambah dan mengangkat kesejahteraan petani organik di Kabupaten Kediri. Karena selama ini petani direpotkan harga pupuk yang kian mahal dan memasuki musim kemarau petani kesulitan air hingga harus berlipat ongkos produksi awal tanam.
Memang untuk menjadikan tanah bisa ditanami organik perlu waktu tiga tahun hingga tanah tersebut mampu maksimal bebas kimia. Setelah bisa normal dan bebas bahan kimia lahan tersebut bisa ditanami tanaman padi atau tanaman holtikultura lainya. Hasil beras organik dan an organik tentu beda kualitasnya.
Sudarmika Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Kediri mengatakan, terobosan dilakukan agar petani bisa menikmati hasil panenan. Dinas Pertanian harus tetap memberikan bimbingan untuk meningkatkan jumlah produksi padi konversi dengan pola pupuk organik. Yang utama petani tidak gagal panen di musim cuaca ektrem seperti sekarang.
“Kita berharap petani dengan pola tanam padi konversi organik ini tetap dipantau Dinas Pertanian. Selama ini kualitas pupuk organik jika penggunaanya dan pemakaian secara terukur dan benar akan tetap menghasilkan panenan. Namun petani penanam padi organik harus tetap dalam bimbingan Dinas Pertanian Kabupaten Kediri,” imbuhnya.
Sudarmika menambahkan, padi harus tetap dipertahankan dengan panenan maksimal. Karena Kabupaten Kediri bagian dari lumbung padi terbesar di Jawa Timur. Diluar pola tanam dengan pupuk subsidi bisa jadi pola tanam dan tingkat keluasan tanam padi konversi organik diperluas.
Sementara Anang Widodo Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri melalui Ir Yeni Kabid Pangan dan Holtikultura menjelaskan sejauh ini apresiasi petani terhadap tanaman padi organik cukup tinggi. Terlebih padi organik berkualitas sudah beredar dipasaran dengan harga terjangkau.
“Padi organik hasil dari petani organik di Kabupaten Kediri ada dua jenis.Merah dan putih dalam kemasan 5 kilogram dan 25 kilogram dengan harga berbeda. Karenanya perlu dikenalkan karena padi organik bebas dari bahan kimiawi yang disebabkan olah tanam dari lahan yang bebas dari kimiawi pula,” ujarnya.(TIM)