SETWAN – Ketersediaan pangan dan BBM di Kabupaten Kediri selama akhir tahun dan menghadapi tahun diapresiasi serius Komisi B DPRD Kabupaten Kediri. Tim satgas pangan Kabupaten Kediri dinilai maksimal dalam melakukan pantauan dan menekan harga di pasar dan harga jadi stabil.
Ketersediaan pangan utamanya sembako dan BBM di Kabupaten Kediri di akhir tahun dan tiga bulan kedepan haruslah lebih. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kestabilan pangan di Kabupaten Kediri dan tidak kekurangan stok pangan. Terlebih dalam dua bulan kedepan masih aka nada panen raya.
Zaini Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Kediri menyikapi hal ini sebagai hal yang positif dan harus berkelanjutan. Karena sektor pangan dan BBM adalah bagian terpenting dalam kehidupan saat ini hingga berkelanjutan. Pantauan ketersediaan BBM hingga akhir tahun perlu terus dalam pantauan.
“Hal ini menunjukkan hal yang positif dengan kehadiran petugas Satgas Pangan dilapangan. Karenanya perlu adanya evaluasi dan koordinasi dalam penanganan ketersediaan sektor pangan utamanya sembako dan BBM di Kabupaten Kediri dan jangan sampai kekurangan. Kita harapkan hal ini tetap konsisten,” ujarnya.
Satgas Pangan Pemkab Kediri yang terdiri dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan, Kominfo Satpol PP dan bagian hukum. Tim ini melakukan pantauan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di beberapa wilayah seperti di SPBU Desa Putih Gampengrejo, SPBU Sonorejo Grogol di wilayah Barat.
Ir. Widodo Imam Santoso Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan dan pimpinan tim ini mengatakan sejauh ini ketercukupan BBM di masing-masing SPBU berdasar informasi dati pertaminan dan lonjakan permintaan stabil menjelang akhir tahun. Jelang akhir tahun diharapkan tidak terjadi kelangkaan BBM.
“Kita melihat jual beli BBM oleh konsumen sesuai dengan ketentuan yang ada. Pantuan ini sebagai wujud upaya pemerintah memantau ketersediaan bahan bakar serta untuk mengantisipasi terjadinya penimbunan BBM jenis tertentu, yang dapat mengganggu kenyamanan masyarakat untuk mendapatkan BBM,” ujarnya.
Ditambahkan Widodo, dari ketiga lokasi sampling SPBU tersebut diketahui bahwa semua permintaan dan pembelian sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan. Satgas juga tidak ditemukan indikasi penimbunan BBM. Konsumen yang membawa jerigen seng hanya diperbolehkan membeli BBM non subsidi,” ujarnya.
“Sedangkan pembelian BBM bersubsidi harus dengan surat rekomendasi dari desa. SPBU juga tidak melayani pembelian BBM dengan menggunakan tangki kendaraan yang dimodifikasi. Pihak SPBU pun telah menggunakan sistem pengawasan penjualan secara digital sehingga transaksi jual beli di SPBU dapat terpantau secara online,” imbuhnya.
Dalam minggu ini permintaan BBM cukup stabil demikian juga pembelian BBM baik subsidi maupun non subsidi dalam kondisi stabil. Satgas yakin ketersediaan BBM utama bensin berbagai jenis dan solar sangat mencukupi, distribusi BBM dari pertamina ke SPBU tanpa hambatan dan konsumen mendapatkan BBM dengan mudah saat jelang tahun baru.(tim)