SETWAN – Maraknya telur berdioksin di Sidoarjo beberapa waktu lalu menjadi perhatian serius DPRD Kabupaten Kediri. Karena wakil rakyat tidak ingin warga Kabupaten Kediri menjadi korban adanya telur berdioksin yang berbahaya jika terlanjur dikonsumsi. Sementara Komisi D mengapresiasi langkah cepat Pemkab Kediri dalam hal ini Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri.
Mundhofir ketua Komisi D DPRD Kabupaten Kediri mengapresiasi langkah DKPP ini sebagai edukasi warga Kabupaten Kediri meyakinkan bahwa telur produk ternak Kabupaten Kediri aman untuk dikunsumsi. Petugas tetap diminta untuk mewaspadai adanya telur berdioksin ini jika penyebarannya meluas.
Ditambahkan Mundhofir, selama ini produk telur dari unggas ternak di Kabupaten Kediri terbesar di Jawa Timur karenanya jangan sampai ada terjadi di Kabupaten Kediri. Edukasi makan telur bersama oleh DKPP perlu ditindak lanjuti dan warga yakin bahwa telur sangat aman dikonsumsi untuk anak-anak hingga orang dewasa.
“Kita harus jaga produk pangan di Kabupaten Kediri utamanya telur. Jangan sampai terjadi adanya penyebaran telur berdioksin seperti di kota lainya. Pemkab Kediri utamanya DKPP harus bersinergi dengan intansi lainya untuk melakukan deteksi dan pantauan jika kemungkinan telur berdioksin di Kabupaten Kediri,” ujarnya.
Politisi senior Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Kediri berharap jika ditemukan distributor telur berdioksin di Kabupaten Kediri langsung tangkap dan dipolisikan. Ini penting agar tidak terjadi keracunan bagi warga di Kabupaten Kediri.
Kepala DKPP drh. Tutik Purwaningsih, untuk meyakinkan warga bahwa telur tidak berdioksin, DKPP adakan sosialisasi tersebut dilaksanakan di halaman kantor DKPP dengan diikuti oleh seluruh staf dan pejabat di lingkungan DKPP. Mereka pun membawakan yel-yel serta membawa tulisan berisikan slogan tentang telur bebas dioksin.
“Sosialisasi seperti ini sudah kami lakukan di sekolah-sekolah TK, bahkan di tempat pengajian. Kami juga rutin menggelar survei ke pasar-pasar untuk memantau kualitas produk dan harga. Memang harga telur sempat turun, namun saat ini sudah mulai normal di harga 21-22 ribu rupiah per kilogram,” ujarnya. (tim)
