SETWAN – Kekurangan air di beberapa desa di Kabupaten Kediri menjadi perhatian serius DPRD Kabupaten Kediri. Kemarau panjang menyebabkan sumber mata air mengering dan berimbas pada sumur warga yang debit airnya menurun. Seperti Dusun/Desa Sepawon Kecamatan Plosoklaten yang menjadi langganan kekurangan air setiap tahun saat musim kemarau tiba.
H.Mundhofir Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Kediri berharap kepada Pemkab Kediri untuk benar-benar mensuplay air untuk warga secukupnya. Karena selama ini desa-desa di Kaki Gunung Wilis dan Kaki Gunung Kelud selalu kekurangan air dan setiap tahunya selalu meluas di beberapa kecamatan.
Politisi Senior Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Kediri pemetaan wilayah kekeringan hendaknya terus dilakukan. Kalau perlu penambahan sumur bor untuk menjaga kebutuhan air warga bisa tercukupi. Mengingat air adalah terpenting dalam hidup manusia dan sangat perlu diperhatikan.
“Saya setuju jika ada penambahan sumur bor untuk kebutuhan warga. Titik-titik daerah rawan kekeringan seperti di desa-desa di Mojo,Semen,Grogol,Banyakan dan Tarokan sangat penting dipantau. Demikian juga di desa-desa di Plosoklaten,Puncu,Kepung,Ngancar dan Kandangan juga sering terjadi. Suplay air perlu ditambah,” ujarnya.
Jum’at (1/11) pagi hingga sore tercatat 20.000 liter air untuk warga dengan jumlah 250 KK. Pasokan air meningkat dua kali lipat selama dua hari ini dengan maksud ketercukupan air harus dilakukan dan tidak boleh terlambat.
Rendi Agata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri mengatakan, untuk di Plosoklaten, Kalipang,Bobang,Semen,Puncu dan Grogol suplay air terus dilakukan tanpa henti. Petugas tetap mengantisipasi kemungkinan adanya laporan warga yang kekurangan air di wilayah ini.
Rendi menambahkan pasokan air dilaksanakan mulai pukul 07.00, 12.00 dan terakhir pukul 17.00. Dilakukan tiga kali dirasa warga sangat membutuhkan, sementara di Sepawon akan dibangun sumur bor pada tahun ini. Dengan maksud ketersediaan air di tahun tahun mendatang bisa tercukupi.
“Faktor utama adalah musim kemarau yang panjang dan sumber mata air di bukit tidak jauh dari perkampungan warga mengering. Hal ini juga berpengaruh pada debit air sumur warga yang benar-benar kering dan tidak bisa berfungsi dengan baik. BPBD bertindak karena adanya laporan perangkat desa terkait kekurangan air,” ujarnya.
Ditambahkan Rendi, pasokan air dimalam hari pernah dilakukan karena memang ada permintaan yang tinggi. Sementara untuk daerah lain seperti di Dusun Kalipang dan Dusun Kalinanas Desa Kalipang Grogol tetap ada pasokan air yang memadai. Biasanya musim penghujan debit air sumur warga meningkat tajam.(tim)