SETWAN – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam (PMII) Kediri. Senin menggelar aksi orasi dan teatrikal di depan Gedung DPRD Kabupaten Kediri. Kehadiran mereka untuk menolak Omnibus law. Selain berorasi mereka juga menggelar teatrikal yang menggambarkan kesengsaraan pekerja buruh yang kehilangan pekerjaanya karena Omnibus Law
Dalam aksi tersebut mereka meminta kepada anggota DPRD Kabupaten Kediri untuk bisa berdialog dengan mereka. Dalam aksi tersebut mereka berbagi peran sebagai petani,pengamen,pejabat negara dan warga miskin. Mereka membakar ban di tengah jalan di depan DPRD Kabupaten Kediri.
Ahmad Fanani salah satu korlap aksi ini menjelaskan kehadiranya di DPRD Kabupaten Kediri untuk menyampaikan aspirasi terkait penolakan omnibus law. Karena selama ini kebijakan Omnibus Law ini dinilai tidak berpihak pada wong cilik. Mereka menilai kondisi seperti ini harus didengar dan disampaikan ke DPRD Kabupaten Kediri.
” Kita sampaikan ke DPRD Kabupaten Kediri untuk menolak Omnibus law karena memang menyengsarakan pekerja buruh yang tidak mendapat hak apa apa. Keperpihakan kepada kelompok minoritas utamanya buruh dan pekerja harus dikedepankan. Ini untuk kepentingan rakyat banyak,” ujarnya.
Kehadiran mereka disambut Muhaimin Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kediri dari PAN, Antok Prapungkajaya dari Nasdem, H.Lukman dari PKB, Subagyo dari Fraksi Golkar, Totok Minto Leksono Gerindra dan Wasis dari PDI -P. Sedangkan dari Pemkab Kediri hadir DwI Hari Winarno Kadisnaker dan Amik Puji Astuti Asisten II Bidang Ekonomi dan pembangunan.
Muhaimin menjelaskan mengapresiasi adanya aksi yang disampaikan oleh PMII Kediri ini. Dengan maksud untuk menolak omnibus law. ” Kita tampung aspirasi mahasiswa PMII dan kita berharap ada titik temu dalam hal ini. Karenanya aspirasi mereka kita sikapi serius,” katanya. (tim)