SETWAN – Komisi II DPRD Kabupaten Kediri merasa perlu memberikan masukan ke Pemkab Kediri terkait dengan informasi adanya serangan hama tikus yang meluas. Komisi II mengajak lagi agar Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri melakukan gerakan pengendalian hama tikus.
Jangan dibiarkan hama tikus memakan tanaman padi dan merajalela di Kabupaten Kediri. Karenanya butuh koordinasi dengan petani dan kelompok tani untuk melakukan pembasmian secara bersama-sama dengan maksud petani tidak merugi. Ini mengurangi kesejahteraan petani di Kabupaten Kediri.
Widyo Harsono Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kediri mengatakan biasany umur tanaman padi yang diserang tikus 40 – 50 hari setelah tanam (HST). Ini masa tumbiuh tanaman berbagai jenis dan mulai sehat. Jika dibiarkan tentu akan mudah rusak dan tidak ada panenan alias gagal panen. Jangan sampai terjadi petani di Kabupaten Kediri gagal panen.
“Saya kira tujuan dari pelaksanaan gerakan basmi hama ini adalah mencegah dan mengurangi tingkat serangan hama tikus, menginformasikan cara pengendalian yg benar ke kelompok tani, perlunya dalam gerdal ini, melibatkan pemerintah desa dalam pengamanan tanaman pangan dari serangan Organisme Pengganggu Tanaman(OPT),” ujarnya.
Anang Widodo Kepala Dispertabun Kabupaten Kediri dalam kegiatan basmi hama tikus Dispertabun membantu membantu obat hama berupa umpan beracun Rodentisida 10 kg dan Basmikus 10 batang. Hal ini dilakukan agar gerdal hama tikus efektif membasmi hama tikus.
“ Giat basmi tikus sering dilakukan sesuai jadwal petani.Ini memberikan himbauan pelarangan tanaman rumput gajah di sekitar pematang sawah dan Tanggul irigasi. Hal ini dapat mengakibatkan rusaknya tanggul dengan banyaknya liang tikus sehingga mudah rusak dan pada musim penghujan jebol menimbulkan banjir,”
Ditambahkan Anang, dalam pembasmian hama tikus ini terlebih dulu petani mencari lubang hama tikus.Kemudian racun tikus yang mirip petasan dinyalakan dan dimasukkan dalam lubang tikus. Kemudian setelah timbul asap,tikus perlahan akan mati dan keluar sendiri dan memudahkan petani untuk memusnahkannya.(tim)