SETWAN – Komisi II DPRD Kabupaten Kediri mendorong Dinas Perikanan Kabupaten Kediri di tahun 2021 lebih mengoptimalkan dan berdayakan ikan hias dan kunsumsi di Kabupaten Kediri. Karena adanya peningkatan produksi ditengah Pandemi Komisi II berharap produksi ikan stabil.
Komisi II menyebut optimis ada peningkatan produksi ikan sekalipun masih diliputi Pandemi Covid 19. Sebagai contoh produksi budidaya ikan konsumsi pada tahun 2020 tercapai sebesar 21.554 ton. Produksi tersebut meningkat 6% bila dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar 20.320 ton.
Produksi i tersebut masih didominasi paling tinggi adalah ikan lele yaitu sebesar 15.948 ton disusul dengan ikan gurami 1.860 ton, patin 1.218 ton serta ikan bawal sebesar 1.715 ton. Hal ini tak lepas dari pembinaan berkelanjutan Disperikan Kabupaten Kediri sekalipun tantangan adalah Pandemi Covid 19.
Widyo Harsono Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kediri berharap dalam pemberdayaan budi daya ikan tetap memperhatikan prokes ketat,Disperikan harus tetap memberikan pembinaan,pengarahan dan pendampingan terhadap pemberdaya ikan agar tetap eksis di tengah Pandemi Covid 19.
“Selama ini produksi ikan kunsumsi di Kabupaten Kediri cukup menguasai pasar di Jawa Timur. Sekalipun ditengah Pandemi Covid 19 namun eksitensi pembudidaya ikan di Kabupaten Kediri tetap bertahan dan ada peningkatan ditengah Pandemi Covid 19 dengan penerapan PPKM,” ujarnya.
Nur Chafif Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kediri menyampaikan selama Pandemi banyak pemesanan ikan kunsumsi dan ikan hiasa. Selama sepuluh bulan untuk ikan kunsumsi oleh pembudidaya ikan baru cukup untuk masa Panen selama Pandemi Covid 19.
“Hal inilah yang menjadi perhatian khusus banyak tumbuh pembudidaya ikan kunsumsi dan hias selama masa Pandemi Covid 19. Pertimbanganya karena selama WFH memanfaatkan waktu dengan memelihara ikan kunsumsi dan ikan hias. Mereka cukup professional dan sudah lama belajar. Sedangkan Dinas Perikanan menindak lanjuti dengan pendampingan mulai proses pembuatan kolam,tingkat PH air dan pemeliharaan hingga jelang panen,” ujarnya.
Ditambahkan Chafid, untuk komoditas ikan hias pada tahun 2020 tercapai sebanyak 320 juta ekor hail ini meningkat sekitar 4% dari tahun 2019 sebesar 309 juta ekor. Ikan hias di Kabupaten kediri yang terbanyak dodominasi oleh ikan hias jenis cupang (betta) sebesar 110 juta ekor, komet 78 juta ekor, koi 73 juta ekor dan ikan guppy sebesar 9 juta ekor.
“Disektor pembenihan tahun 2020 berhasil tercapai produksi benih ikan sebesar 21 milyard ekor ini meningkat sekitar 5 % bila dibandingkan dengan tahun 2019 yaing mencapai 19 milyard ekor. Produksi benih terbesar yaitu ikan lele sebanyak 13 milyard ekor, nila 3 milyar ekor, tombro 2 milyar ekor , ikan tawes 1,9 milyard ekor dan benih ikan gurami sebesar 0,2 milyar ekor,” ujarnya.
Chafid menambahkan, untuk menjaga kemampuan produksi ikan di Kabupaten kediri dinas perikanan selalu menghuimbau kepada pembudidaya ikan agar menjaga kwlaitas air kolam, karena baik buruknya kehidupan ikan sangat tergantung pada kwilitas air kolam. Yang harus mendapatkan perhatian pada kwalitas air adalah tempratur, DO (dissolved oxygen/oksigen terlarut), pH serta kandungan amoniak.
“Ikan akan hidup dengan baik apabila berada padatemperatur air sekitar 24 – 30 derajat celcius, DO 4-7 ppm, pH 6-8 dan kadar amoniak sektar 0,016 ppm. Ikan akan mengalami kelainan kalau berada pada kondisi diatas parameter tersebut. Dalam kondisi saat ini produksi ikan kita yakin produksi ikan stabil,” imbuhnya. (tim)