SETWAN – Keluhan pengusaha tahu dan tempe terkait kualitas kedelai lokal yang kurang bagus untuk produksi dan kalah dengan kedelai import menjadi perhatian serius komisi II DPRD Kabupaten Kediri. Komisi II berharap ada daya saing yang dimiliki kedelai lokal dengan memberdayakan petani Kabupaten Kediri lebih maksimal.
Harusnya kedelai lokal di Kabupaten Kediri harus bisa mengusai pasar di Kabupaten Kediri sebagai produk pertanian unggulan. Diharapkan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri bisa membuka lahan lebih luas dan memberikan pengarahan ke petani untuk bertanam kedelai.
Widyo Harsono Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kediri menyampaikan hal ini karena kedelai lokal kurang mendapatkan respon dari pengusaha tahu dan kedelai. Mereka memilih kedeleai meski import sekalipun mahal untuk bahan baku utama pembuatan tahu dan tempe.
Harsono menambahkan,kualitas kedelai impor memang lebih bermutu. Hal ini berpengaruh pada produksi kualitas tahu dan tempe dan pedagang tetap ingin tahu dan tempe produksinya tetap dicari konsumen. Saat ini harga kedelai mahal namun tetap dibeli oleh pengusaha tahu dan tempe.
“Permasalahanya pengusaha tempe dan tahu ada yang mengurangi ukuran tahu dan tempe saat penjualanya. Karena ini sisi lainya saat tingginya harga sembako. Ada juga tetap bertahan dengan ukuran tahu yang tetap ada pula yang menambah ukuran tahu dan tempe karena mereka tidak ingin ditinggalkan pelanggan,” jelasnya.
Harsono berharap Dispertabun Kabupaten Kediri bisa memaksimalkan lahan yang ada untuk kedelai lokal di Kabupaten Kediri. Dengan harapan kedelai lokal tetap bisa jadi andalan dan primadona bagi pengusaha tahu dan tempe di wilayah Kabupaten Kediri.(tim)
