SETWAN – Seluruh kawasan wisata di Kabupaten Kediri sedang kolaps di masa pandemi Covid 19. Hal ini menjadikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Sektor Wisata Kabupaten Kediri merosot tajam. Karenanya Komisi III meminta Pemkab Kediri tetap memelihara asset wisata utama dan pendukung yang dikelola Pemkab Kediri.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari hampir 5 miliar tahun sebelumnya dan kini hanya 1 miliar menjadi perhatian khusus Komisi III DPRD Kabupaten Kediri. Jangan sampai sarana dan prasarana dan asset milik daerah terbengkalai dan rusak tanpa ada perawatan selama pandemic Covid 19. Harus tetap dipelihara dan dipantau.
Antok Prapunka Jaya Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kediri meminta Disparbud tetap harus memelihara asset wisata di daerah wisata andalan. Komisi III sangat berkepentingan mengingatkan Disparbud untuk menjaga asset wisata tetap terpelihara baik. Karena ini asset wisata didalamnya termasuk peninggalan budaya.
Antox Prapungka Jaya Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kediri berharap pantauan dari Disparbud untuk berkelanjutan menjaga kawasan wisata andalan Kabupaten Kediri. Meski secara umum seluruh kawasan wisata Kabupaten Kediri belum buka,namun upaya pemeliharaan tetap terjaga dan terawatt.
Politisi Partai Nasional Demokrat Kabupaten Kediri meminta kondisi wilayah yang dijadikan obyek wisata hendaknya terpantau dalam kondisi Pandemi Covid 19. Bukan berarti di Pandemi Covid 19,lantas kawasan wisata dibiarkan tanpa perawatan,namun tetap dikedepankan.
“Ini upaya antisipasi jika kondisi sudah normal dan kawasan wisata dibuka kembali dan lebih siap dari sebelumnya. Potensi PAD yang cukup besar adalah potensi wisata yang berkelanjutan karena kawasan wisata harus berkembang dan maju. Ini penting karena potensi wisata Kabupaten Kediri menjadi andalan utama,” ujarnya
Adi Suwignyo Kepala Disparbud Kabupaten Kediri mengatakan sektor pariwisata di Kabupaten Kediri dipastikan untuk capaian pendapatan asli daerah (PAD) merosot tajam dan capaianya tidak memenuhi target. Dari bulan Januari hingga akhir tahun dipastikan hanya mencapai 1,4 milliar. Sementara di tahun 2017 PAD 5,6 miliar, tahun 2018 capaian 5,3 milliar dan tahun 2019 capaianya 4,9 milliar.
Faktor utama dari penurunan capaian PAD adalah Pandemi 19 yang terjadi sejak awal tahun dan belum tahu kapan akan berakhir. Sejatinya sektor pariwisata sudah maksimal pengelolanya. Hanya karena saat ini terjadi pandemic ini semua kawasan wisata tutup dan sepi pemasukan.
“Turunnya capaian PAD tahun 2020 ini dibawah standart. Padahal sebenarnya agenda budaya di obyek wisata andalan yang digelar di tahun 2020 banyak yang dibatalkan dab Disparbud berkelanjutan koordinasi dengan tim Gugas Percepatan dan Penanganan (GTPP) Covid 19 Kabupaten Kediri,” ujarnya.
Tentunya salah satu upaya yang kita lakukan adalah menjaga sarana dan prasaran di kawasan wisata di Kabupaten Kediri dengan pemeliharaan yang rutin. Dengan harapan kawasan tersebut tetap terpelihara dengan baik di situasi sulit seperti sekarang. Dalam kondisi seperti sekarang tidak mungkin kawasan wisata dibuka.
“Disparbud akan tetap mengagendakan program tahunan seperti sebelumnya untuk kegiatan pagelaran dan festival budaya. Namun kegiatan ini terjadi penundaan sebagai akibat Pandemi Covid 19. Karena di musim pandemic Covid 19,pengunjung tidak boleh berkerumun,jaga jarak, kenakan masker dan harus cuci tangan dengan sabun di air mengalir,” katanya.
Wignyo berharap Pandemi 19 segera berakhir. Karena dampaknya memang tinggi karena terkait juga dengan berkurangnya omzet pedagang kuliner dan cindera mata di kawasan wisata. Karena hal ini juga berdampak secara ekonomi bagi warga di sekitar kawasan wisata. (tim)